PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM
ORGANISASI
oleh
ASEP SUPRIATNA
PROGRAM
STUDI MAGISTER AGAMA ISLAM
PROGRAM
PASCA SARJANA
INSTITUT
PTIQ JAKARTA
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Organisasi adalah
unit sosial, terdiri dari sekelompok orang yang berinteraksi untuk mencapai rasionalitas
tertentu. Sebagai untisosial, organisasi terdiri dari orang-orang dengan latar belakang
sosial ekonomi, budaya, dan motivasi yang berbeda. Pertemuan budaya dan
motivasi orang-orang dari berbagai latar belakang yang berbeda mempengaruhi perilaku
individual dan menimbulkan problem dalam proses keorganisasian kerena menyebabkan
terjadinya benturan nilainilai individual yang dapat menjadi faktor pengganggu dalam
upaya mencapai tujuan organisasi. Oleh karena itu setiap organisasi perlu
menciptakan nilai-nilai yang dianut bersama untuk membangun system
keorganisasian guna menyeragamkan pemikiran dan tindakan serta mengubah
perilaku individual ke perilaku organisasional.
Setiap organisasi, baik dalam skala besar maupun kecil, dapat
terjadi perubahan-perubahan kondisi yang dipengaruhi oleh faktor-faktor
lingkungan eksternal dan internal organisasi. Dalam menghadapi perkembangan dan
perubahan yang terjadi maka diperlukan pengambilan keputusan yang cepat dan
tepat. Proses pengambilan keputusan yang cepat dan tepat dilakukan agar roda
organisasi beserta administrasi dapat berjalan terus dengan lancar
Pengambilan keputusan tersebut dilakukan oleh seorang manajer atau
administrator. Kegiatan pembuatan keputusan meliputi pengindentifikasian
masalah, pencarian alternatif penyelesaian masalah, evaluasi daripada
alternatif-alternatif tersebut, dan pemilihan alternatif keputusan yang
terbaik. Kemampuan seorang pimpinan dalam membuat keputusan dapat ditingkatkan
apabila ia mengetahui dan menguasai teori dan teknik pembuatan keputusan.
Pengambilan keputusan sangat penting dalam manajemen dan merupakan
tugas utama dari seorang pemimpin (manajer). Pengambilan keputusan (decision
making) diproses oleh pengambilan keputusan (decision maker) yang hasilnya
keputusan (decision).
B.
Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana
pengertian Pengambilan
keputusan dalam organisasi?
2.
Apa saja Jenis-jenis pengambilan keputusan
dalam organisasi?
3.
Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
pengambilan keputusan dalam organisasi?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Pengambilan
keputusan organisasi menurut Gibson, menjelaskan pengambilan keputusan sebagai
proses pemikiran dan pertimbangan yang mendalam yang dihasilkan dalam sebuah
keputusan. Pengambilan keputusan merupakan sebuah proses dinamis yang
dipengaruhi oleh banyak kekuatan termasuk lingkungan organisasi dan
pengetahuan, kecakapan dan motivasi.[1]
Tetapi menurut
sudut pandang Salusu mendefinisikan pengambilan keputusan sebagai proses
memilih suatu alternatif cara bertindak dengan metode yang efisien sesuai
situasi untuk menemukan dan menyelesaikan masalah organisasi.[2]
Dan
menurut Sondang P. Siagian pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan
yang sistematis terhadap hakikat alternatif yang dihadapi dan mengambil
tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling cepat. Pengambilan keputusan sebagai usaha sadar untuk menentukan satu
alternatif dari berbagai alternatif untuk memecahkan masalah.[3]
Dalam keberlangsungan setiap kegiatan
berorganisasi, pasti akan menemui sebuah situasi dimana harus dilakukannya
sebuah atau lebih suatu pengambilan keputusan. Menurut para ahli, pengambilan
keputusan merupakan proses pemilihan antara berbagai alternatif. Pengambilan
keputusan adalah pemilihan diantara berbagai alternatif. Untuk dapat mengambil
keputusan dengan baik, ada rangkaian proses pengambilan keputusan yang harus
dilakukan. Berikut adalah langkah yang bijaksana untuk dilakukan sebelum
mengambil keputusan berdasarkan pada konsep pengambilan keputusan itu sendiri.
Dari beberapa
pengertian tentang pengambilan keputusan yang dikemukakan oleh para ahli dapat
disimpulkan bahwa pengambilan keputusan merupakan proses pemilihan satu
alternatif dari beberapa alternatif untuk pemecahan masalah. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa keputusan itu
diambil dengan sengaja, tidak secara kebetulan, dan tidak boleh sembarangan.
Masalahnya telebih dahulu harus diketahui dan dirumuskan dengan jelas,
sedangkan pemecahannya harus didasarkan pemilihan alternatif terbaik dari
alternatif yang ada.
B.
Jenis-jenis pengambilan keputusan
Berikut ini
beberapa macam pengambilan keputusan dalam berorganisasi berdasarkan jenisnya,
diantaranya:[4]
1.
Pengambilan Keputusan Berdasarkan Intuisi
Keputusan yang diambil berdasarkan
intuisi atau perasaan lebih bersifat subjektif yaitu mudah terkena sugesti,
pengaruh luar, dan faktor kejiwaan lain. Pengambilan keputusan yang berdasarkan
intuisi membutuhkan waktu yang singkat Untuk masalah-masalah yang dampaknya
terbatas, pada umumnya pengambilan keputusan yang bersifat intuitif akan
memberikan kepuasan. Akan tetapi, pengambilan keputusan ini sulit diukur
kebenarannya karena kesulitan mencari pembandingnya dengan kata lain hal ini
diakibatkan pengambilan keputusan intuitif hanya diambil oleh satu pihak saja
sehingga hal-hal yang lain sering diabaikan.
2.
Pengambilan Keputusan Rasional
Keputusan yang bersifat rasional berkaitan
dengan daya guna. Masalah – masalah yang dihadapi merupakan masalah yang
memerlukan pemecahan rasional. Keputusan yang dibuat berdasarkan pertimbangan
rasional lebih bersifat objektif. Dalam masyarakat, keputusan yang rasional
dapat diukur apabila kepuasan optimal masyarakat dapat terlaksana dalam
batas-batas nilai masyarakat yang di akui saat itu.
3.
Pengambilan Keputusan Berdasarkan Fakta
Ada yang berpendapat bahwa
sebaiknya pengambilan keputusan didukung oleh sejumlah fakta yang memadai.
Sebenarnya istilah fakta perlu dikaitkan dengan istilah data dan informasi.
Kumpulan fakta yang telah dikelompokkan secara sistematis dinamakan data.
Sedangkan informasi adalah hasil pengolahan dari data. Dengan demikinan, data
harus diolah lebih dulu menjadi informasi yang kemudian dijadikan dasar
pengambilan keputusan. Keputusan yang berdasarkan sejumlah fakta, data
atau informasi yang cukup itu memang merupakan keputusan yang baik dan solid,
namun untuk mendapatkan informasi yang cukup itu sangat sulit.
4.
Pengambilan Keputusan Berdasarkan Pengalaman
Sering kali terjadi bahwa sebelum
mengambil keputusan, pimpinan mengingat-ingat apakah kasus seperti ini
sebelumnya pernah terjadi. Pengingatan semacam itu biasanya ditelusuri melalui
arsip-arsip penhambilan keputusan yang berupa dokumentasi pengalaman-pengalaman
masa lampau. Jika ternyata permasalahan tersebut pernah terjadi sebelumnya,
maka pimpinan tinggal melihat apakah permasalahan tersebut sama atau tidak
dengan situasi dan kondisi saat ini. Jika masih sama kemudian dapat menerapkan
cara yang sebelumnya itu untuk mengatasi masalah yang timbul. Dalam hal
tersebut, pengalaman memang dapat dijadikan pedoman dalam menyelesaikan
masalah. Keputusan yang berdasarkan pengalaman sangat bermanfaat bagi
pengetahuan praktis.
5.
Pengambilan Keputusan Berdasarkan Wewenang
Banyak sekali keputusan yang diambil
karena wewenang (authority) yang dimiliki. Setiap orang yang menjadi
pimpinan organisasi mempunyai tugas dan wewenang untuk mengambil keputusan
dalam rangka menjalankan kegiatan demi tercapainya tujuan organisasi yang
efektif dan efisien. Keputusan yang berdasarkan pada wewenang semata akan
menimbulkan sifat rutin dan mengasosiasikan dengan praktik dictatorial.
Keputusan berdasarkan wewenang kadangkala oleh pembuat keputusan sering
melewati permasahan yang seharusnya dipecahkan justru menjadi kabur atau kurang
jelas.
Secara umum
jenis pengambilan keputusan dapat dikategorikan dalam dua bentuk, yakni
keputusan terprogram dan keputusan tidak terprogram.[5]
1.
Keputusan terprogram
Keputusan
terprogram adalah tindakan menjatuhkan pilihan yang berlangsung berulang kali
dan diambil secara rutin dalam organisasi. Keputusan terprogram biasanya
menyangkut pemecahan masalah-masalah yang sifatnya teknis serta tidak
memerlukan pengarahan dari tingkat manajemen yang lebih tinggi.
2.
Keputusan tidak terprogram
Keputusan tidak
terprogram muncul sebagai akibat dari suatu situasi di mana ada suatu
kemendesakan untuk segera mengambil tindakan dan memecahkan masalah yang
timbul. Biasanya keputusan ini bersifat repetitif, tidak terstruktur dan sukar
mengenali bentuk, hakekat dan dampaknya.
C.
Proses pengambilan keputusan
Proses
pengambilan keputusan didefinisikan sebagai langkah yang diambil oleh pembuat
keputusan untuk memilih alternatif yang tersedia. Adapun langkah sistematis
yang harus dilakukan dalam proses pengambilan keputusan adalah sebgai berikut :
1.
Mengidentifikasi atau mengenali
masalah yang dihadapi
2.
Mencari alternatif perusahaan bagi
masalah yang dihadapi
3.
Memilih alternatif yang paling
efisien dan efektif untuk memecahkan masalah
4.
Melaksanakan alternatif tersebut
5.
Mengevaluasi apakah alternatif yang
dilaksanakan berhasil dan sesuai dengan yang diharapkan.
Langkah
proses pengambilan keputusan ada 5, yaitu identifikasi masalah, mencari
alternatif pemecahan, pelaksanaan alternatif, dan evaluasi. Berikut ini
merupakan penjabaran proses pengambilan keputusan.[6]
1.
Pengambilan keputusan
Pengambilan
keputusan pada dasarnya adalah proses pemecahan masalah yang menghalangi atau
menghambat tercapainya tujuan. Agar masalah dapat dipecahkan, terlebih dahulu
harus dikenali apa masalahnya.
2.
Mencari alternatif pemecahan
Setelah
masalh dikenali maka dapat dilakukan pencarian terhadap alternatif-alrternatif
yang mungkin dapat memecahkan masalah yang dihadapi. Dalam mencari alternatif
hendaknya tidak mamikirkan masalah efisiensi dan efektifitas. Ynag terpenting
adalah mengumpulkan sebanyak-banyaknya alternatif. Setelah alternatif
terkumpul, barulah disusun berurutan dari yang paling diinginkan sampai yang
tidak diinginkan.
3.
Memilih alternatif
Setelah
alternatif tersusun, barulah dapat dilakukan pilihan alternatif yang dapat
memberikan manfaat, dalam arti dapat memecahkan masalah dengan cara yang paling
efektif dan efisien. Sebelum menjatuhkan pilihan pada sebuah alternatif, ajukan
pertanyaan untuk tiap-tiap alternatif.
4.
Pelaksanaan alternatif
Setelah
alternatif dipilih, tibalah saatnya melaksanakannya ke dalam bentuk tindakan.
pelaksanaan harus sesuai denga rencana, agar tujuan memecahkan masalh dapat
tercapai.
5.
Evaluasi
Setelah
alternatif dilaksanakan, bukan berarti proses pengambilan keputusan telah
selesai. Pelaksanaan alternatif harus terus diamati, apakah berjalan sesuai
dengan yang diharapkan. Bila langkah-langkah pelaksanaan telah dilakukan dengan
benar tetapi hasil yang dicapai tidak maksimal, sudah waktunya untuk
mempertimbangkan kembali pemilihan alternatif lainnya. Tidak maksimalnya hasil
yang dicapai mungkin terjadi karena pengaruh negatif potensial benar-benar
terjadi, atau mungkin pengaruh negatif yang tadinya tidak diperkirakan.
D.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan
keputusan
Ada beberapa
faktor yang mempengaruhi seseorang dalam melakukan pengambilan keputusan.
Secara garis besar, ada dua faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan,
yaitu:
1.
Faktor dari dalam
Menurut Noorderhaven,
faktor-faktor dari dalam diri individu yang dapat mempengaruhi pengambilan
keputusan antara lain adalah kematangan emosi, kepribadian, intuisi, umur.[7]
Sedangkan Cervone dalam penelitiannya menemukan bahwa suasana hati yang
positif dapat meningkatkan kecepatan dan efisiensi pengambilan keputusan. [8]
Esensi dari
sebuah pengambilan keputusan adalah proses penentuan pilihan. Secara alami, manusia
akan diperhadapkan kepada berbagai pilihan dan secara alami juga ia dilatih
mengambil keputusan dari pilihan-pilihan hidup yang dialaminya. Oleh karena itu
sesungguhnya manusia akan terus menerus menentukan pilihan hidup dari waktu ke
waktu sampai akhir kehidupan. Proses inilah yang disebut dengan pengambilan keputusan.[9]
2.
Faktor dari luar diri individu.
Menurut Millet
dalam bukunya Hasan, faktor-faktor yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan
adalah sebagai berikut:[10]
a)
Pria dan wanita
b)
Peranan pengambil keputusan
c)
Keterbatasan kemampuan
Perlu didasari
adanya kemampuan yang terbatas dalam pengambilan keputusan yang dapat bersifat
institusional ataupun bersifast pribadi. Penelitian lain yang dilakukan oleh
Baradell & Klein menyatakan bahwa peristiwa-peristiwa hidup yang tidak
menyenangkan berhubungan dengan rendahnya kualitas pengambilan keputusan.[11]
Menurut Terry (1989), Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam
pengambilan keputusan yaitu :[12]
a)
Hal-hal
yang berwujud maupun yang tidak berwujud, yang emosional maupun yang rasional
perlu diperhitungkan dalam pengambilan keputusan.
b)
Setiap
keputusan harus dapat dijadikan bahan untuk mencapai tujuan organisasi.
c)
Setiap
keputusan jangan berorientasi pada kepentingan pribadi, tetapi harus lebih
mementingkan kepentingan organisasi.
d)
Jarang
sekali pilihan yang memuaskan, oleh karena itu buatlah altenatif-alternatif
tandingan.
e)
Pengambilan
keputusan merupakan tindakan mental dari tindakan ini harus diubah menjadi
tindakan fisik.
f)
Pengambilan
keputusan yang efektif membutuhkan waktu yang cukup lama.
g)
Diperlukan
pengambilan keputusan yang praktis untuk mendapatkan hasil yang lebih baik
h)
Setiap
keputusan hendaknya dilembagakan agar diketahui keputusan itu benar.
i)
Setiap
keputusan merupakan tindakan permulaan dari serangkaian kegiatan mata rantai
berikutnya
BAB III
KESIMPULAN
Dari uraian
diatas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.
Pengambilan keputusan merupakan aktivitas yang
sangat menentukan dalam suatu organisasi. Pengambilan keputusan merupakan
esensi/inti dari kepemimpinan. Seorang pemimpin disebut pemimpin apabila dapat
dan mampu mengambil keputusan. Dalam kepemimpinan dikenal gaya-gaya
kepemimpinan. Salah satu di antaranya adalah kepemimpinan partisipatif.
Kepemimpinan partisipatif mengandaikan adanya kondisi pemimpin memberikan ruang
yang luas pada keterlibatan yang utuh dan mendalam dari seluruh pimpinan dan
anggota organisasi untuk ikut serta dalam pengambilan keputusan
2.
Jenis-jenis pengambilan keputusan
·
Pengambilan Keputusan Berdasarkan Intuisi
·
Pengambilan Keputusan Rasional
·
Pengambilan Keputusan Berdasarkan Fakta
·
Pengambilan Keputusan Berdasarkan Pengalaman
·
Pengambilan Keputusan Berdasarkan Wewenang
3.
Proses pengambilan keputusan
·
Mengidentifikasi atau mengenali
masalah yang dihadapi
·
Mencari alternatif perusahaan bagi
masalah yang dihadapi
·
Memilih alternatif yang paling
efisien dan efektif untuk memecahkan masalah
·
Melaksanakan alternatif tersebut
·
Mengevaluasi apakah alternatif yang
dilaksanakan berhasil dan sesuai dengan yang diharapkan.
4.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi pengambilan keputusan
·
Faktor dari dalam
· Faktor dari
luar diri individu.
DAFTAR PUSTAKA
Baradell, J.G., dan Klein, K. “Relationship of Life Stress and
Body Consciousnessti Hypervigilant Decision Making”. Journal of Personality
and Social Psychology, 1993, hal. 63
Gibson,
Ivancevich, Donnelly, Organisasi,Perilaku, Struktur dan Proses, Jilid II
edisi kelima, University Of Kentucky dan University of Houston, 1991,
(penerjemah: Savitri Soekrisno & Agus Dharma) Jakarta: Erlangga, 1997
Hasan, I.,
2002, Pokok-pokok Materi Teori Pengambilan Keputusan, Jakarta:
Ghalia Indonesia, 2002
Noorderhaven,
Neil G, Strategic Decision Making, Singapore, Addision Wesley, 1995
Pervin, L.A., Cervone, D., John, O.P., Personality: Theory
and Research. Hoboken, NJ: Wiley, 1991
Salusu, J., Pengambilan
Keputusan Stratejik, Untuk Organisasi Publik dan Organisasi Nonprofit, Jakarta:
PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 1996
Sharf, Richard,
Applying Career Develovment Theory to Counseling, California, Brook Cole
Publishing Company, 1992
Siagian, S.P.
, Teori dan Praktek Pengambilan Keputusan, Jakarta: CV Haji
Masagung, 1993
http://taufanabdulaziz.blogspot.co.id/2015/04/faktor-yang-mempengaruhi-pengambilan.html
http://khaizankahfi96.blogspot.co.id/2015/05/pengambilan-keputusan-dalam-organisasi.html
http://nikotrileksono.tumblr.com/post/47086072101/pengambilan-keputusan-dalam-organisasi
[1] Gibson,
Ivancevich, Donnelly, Organisasi,Perilaku, Struktur dan Proses, Jilid II
edisi kelima, University Of Kentucky dan University of Houston, 1991, (penerjemah:
Savitri Soekrisno & Agus Dharma) Jakarta: Erlangga, 1997, hal. 103
[2] Salusu,
J., Pengambilan Keputusan Stratejik, Untuk Organisasi Publik dan Organisasi
Nonprofit, Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 1996, hal.
47
[3]
Siagian, S.P. , Teori dan Praktek Pengambilan
Keputusan, Jakarta: CV Haji Masagung,
1993, hal. 24
[4]
http://khaizankahfi96.blogspot.co.id/2015/05/pengambilan-keputusan-dalam-organisasi.html
[5] Siagian,
S.P, Teori dan Praktek Pengambilan Keputusan, hal. 25-26. Lihat Salusu,
J., Pengambilan Keputusan Stratejik, Untuk Organisasi Publik dan Organisasi
Nonprofit, Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 1996, hal. 63
[6]
http://nikotrileksono.tumblr.com/post/47086072101/pengambilan-keputusan-dalam-organisasi
[8] Pervin, L.A., Cervone, D., John, O.P., Personality: Theory
and Research. Hoboken, NJ: Wiley, 1991, hal. 17
[9]
Sharf, Richard,
Applying Career Develovment Theory to Counseling, California, Brook Cole
Publishing Company, 1992, hal. 303
[10] Hasan,
I., 2002, Pokok-pokok Materi Teori Pengambilan Keputusan, Jakarta:
Ghalia Indonesia, 2002, hal. 16
[11]
Baradell, J.G.,
dan Klein, K. “Relationship of Life Stress and Body Consciousnessti
Hypervigilant Decision Making”. Journal of Personality and Social
Psychology, 1993, hal. 63
[12]
http://taufanabdulaziz.blogspot.co.id/2015/04/faktor-yang-mempengaruhi-pengambilan.html